Ilustrasi - Petugas medis mengenakan bando sosialisasi bahaya rokok saat Peringatan Hari Anti Tembakau Sedunia di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (24/6/2024). Acara bertajuk Lindungi Anak dari Campur Tangan Industri Produk Tembakau itu digelar untuk mendukung masyarakat yang sehat tanpa asap rokok. ANTARAFOTO/Maulana Surya/YU.
JT – Ketua Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo), Dimas Syailendra, meyakini bahwa penggunaan produk tembakau alternatif dapat membantu menurunkan prevalensi merokok serta mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.
"Pendekatan pengurangan risiko dapat memainkan peranan penting dalam menekan prevalensi merokok di Indonesia," kata Dimas dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (25/2).
Baca juga : Kejagung Pertimbangkan Langkah Selanjutnya Terhadap Putusan Kasus Korupsi Timah
Menurutnya, strategi ini juga berpotensi meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Di Indonesia, Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti jantung, kanker, stroke, dan diabetes, menjadi penyebab kematian tertinggi. Gaya hidup tidak sehat, termasuk kebiasaan merokok, berkontribusi besar terhadap tingginya angka PTM, yang pada akhirnya membebani sistem kesehatan nasional.
Dimas mencontohkan beberapa negara seperti Inggris, Jepang, Selandia Baru, dan Filipina, yang telah menerapkan strategi pengurangan risiko dengan mendorong perokok beralih ke produk tembakau alternatif.
Baca juga : DPR Setujui 79 RUU Pembentukan Kabupaten/Kota Menjadi Undang-Undang
"Di negara-negara tersebut, pemanfaatan produk tembakau alternatif sebagai upaya mengurangi bahaya merokok didukung oleh hasil penelitian dan kajian ilmiah," ujarnya.
Dimas berharap pemerintah Indonesia dapat mempertimbangkan penerapan konsep pengurangan risiko ini sebagai bagian dari strategi menekan biaya kesehatan akibat dampak merokok.
Ardi Mahardika Noor
Bagikan