Calon penumpang mengantre untuk menaiki kereta moda raya terpadu (MRT) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Kamis (27/2/2025). (Foto :Sulthony Hasanuddin/wpa)
Bekasi Terkini - PT MRT Jakarta (Perseroda) mengumumkan bahwa pembangunan paket kontrak CP201 untuk Stasiun Monas dan Thamrin telah mencapai progres 87,38 persen. Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda), Ahmad Pratomo, menyampaikan bahwa hingga April 2025, tim konstruksi dan kontraktor telah menyelesaikan sebagian besar pekerjaannya.
Di Stasiun Thamrin, saat ini sedang dilakukan berbagai pekerjaan, termasuk penyelesaian pintu masuk (site clearance) tiga, pengecoran dinding, penguatan struktur tanah dengan metode jet grout, serta penggalian untuk pintu masuk tujuh dan delapan.
Baca juga : Bawaslu Jaksel Serukan Partai Politik Taat Aturan Pemasangan APK
Selain itu, struktur rangka baja untuk pintu masuk empat, serta instalasi sistem pemanasan, ventilasi, dan pengkondisian udara (HVAC), suplai air, drainase, pemadam kebakaran, dan elektrikal di boks stasiun juga sedang dikerjakan.
Di sisi lain di Stasiun Monas, tim masih fokus pada pengujian eskalator dan elevator, pemasangan dinding ACP di koridor pintu masuk satu, serta pengecoran dinding dan penggalian di pintu masuk dua.
Progres yang signifikan juga terlihat di area konstruksi paket kontrak CP202, yang mencakup Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. Hingga 25 April, proyek ini telah mencapai 51,17 persen dari target 47,14 persen, dengan pekerjaan ekskavasi dan pengecoran yang terus berlangsung.
Baca juga : MRT Jakarta Gandeng ITS Taiwan, Sistem Pembayaran Tiket Jadi Lebih Canggih
Tim konstruksi juga sedang mempersiapkan pembangunan terowongan bertingkat pertama di Indonesia. Sementara itu, untuk paket kontrak CP203 yang mencakup Stasiun Glodok dan Kota, progresnya telah mencapai 72,12 persen, dengan fokus pada pembuatan akses perawatan di terowongan, struktur tangga, dan pemasangan sistem saluran pembuangan gas buang.
Proyek MRT Jakarta Fase 2A diperkirakan memerlukan investasi sekitar Rp25,3 triliun, yang dibiayai melalui pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Rahmadina Sundari
Bagikan