BPS DKI Jakarta: Ekonomi dan Ekspor Jakarta Terancam Dampak Tarif Impor AS

Suasana aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Pelindo, Tanjung Priok, Jakarta, Sabtu (28/9/2024). (Foto: Muhammad Adimaja)

Bekasi Terkini - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta memperkirakan bahwa ekonomi Jakarta, termasuk sektor ekspor, akan terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung akibat penerapan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

"Dampak langsung atau tidak langsung mungkin ada. Namun, besarannya masih perlu kita lihat ke depan," ungkap Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (2/5/25). 

Baca juga : Polisi Sita Rp2,6 M dari Istri Buronan Judi Online, Libatkan Oknum Komdigi

Tarif impor yang diberlakukan oleh Trump mencakup 185 negara dan wilayah dengan besaran 10 persen, yang mulai berlaku pada 9 April 2025. Tetapi, penerapan tarif tersebut ditangguhkan untuk produk dari 75 negara yang bersedia bernegosiasi selama 90 hari.

"Untuk dampak yang mungkin terjadi, kita perlu menunggu dan melihat. Biasanya, dalam konteks ekspor dan impor, interaksi antara eksportir dan importir adalah hubungan bisnis," jelas Hasanudin.

Kepala BPS DKI Jakarta tersebut menambahkan, bahwa saat ini perekonomian Jakarta, termasuk sektor ekspor, belum merasakan dampak langsung dari tarif impor tersebut karena masih dalam masa negosiasi.

Baca juga : Semangat Toleransi, Pria Solo Rela Hadiri Kedatangan Paus Fransiskus di Masjid Istiqlal

Nilai ekspor Jakarta pada Maret 2025 tercatat mencapai 1,39 miliar dolar AS, mengalami penurunan sebesar 8,13 persen dibandingkan Februari 2025. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan ekspor pada sektor nonmigas yang mencapai 124,56 juta dolar AS (minus 8,27 persen), meskipun ekspor migas mengalami pertumbuhan sebesar 1,94 juta dolar AS (134,14 persen).

Penurunan ekspor nonmigas terjadi di seluruh sektor selama periode ini. Sektor industri pengolahan mengalami penurunan sebesar 115,27 juta dolar AS (minus 7,94 persen), diikuti oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang turun sebesar 9,25 juta dolar AS (minus 16,99 persen).